Minggu, 29 Mei 2011

AN0THER WoRD FoR 'NgEyEL'


Tadi pagi di senopati menuju kantor sudah siap2 belok kanan diputaran ratu plaza-sudirman...

Polisi: Tidak boleh belok sini,mbak... lurus aja!
Saya: Kenapa?
Polisi: mbak lihat tandanya, kan?
*Ajiibb masa mau ke sudirman harus lurus ke arah trunojoyo baru muter di depan kejaksaan,jauuhhhnyoooo*

Tanda apa? Saya tidak melihat larangan.
Yang ada tanda untuk jalur lain.
Polisi tetap memaksa saya untuk lurus.
Saya memanas.
Saya dekati mobil saya menuju polisi yang sengaja menjauh.

Saya: Ini yang saya tidak suka!!! Tidak konsisten!!! Kenapa kemarin saya boleh belok sini, dan hari ini enggak boleh???
Polisi: Berarti anda tidak mematuhi peraturan.
Saya: Maksudnya? Peraturan apa??? Seumur hidup saya selalu belok sini kalo mau ke kantor!!! Kenapa sekarang tidak boleh??? (Agak hiperbolis, sih... emang dari kecil udah ke kantor? hihihi)
Polisi: Saya bilang tidak boleh belok!!!
Saya: Oooh... jadi kalau ada bapak di sini baru boleh belok???!!! (keburu emosi, padahal maksudnya sebaliknya)
Polisi tampak diam, mungkin dia menyerap kalimat saya yang salah.
Tapi dia tetap memaksa saya lurus.
Dan menyuruh mobil yang berlawanan untuk tetap jalan, supaya saya tidak bisa belok kanan.
Saya semakin emosiii (a.k.a keras kepala)
Saya tetap memaksa untuk belok.
Toh mobil-mobil dari arah berlawanan memperlambat jalannya karena menyaksikan kenekatan saya terhadap polisi.
Sambil memperhatikan kaca spion dan sedikit menduga-duga, kayaknya saya bakal diikutin polisi, nih.
Ternyata si polisi cuma melihat saya dengan kesal.
Saya juga kesal!
Sejak kapan ada tanda dilarang belok situ?

Besoknya saya lewat jalan yang sama, polisi sudah bergeser posisi.
Dan banyak mobil bisa belok situ kok.
Absurd...
Mungkin kemarin mau ada pejabat yang lewat?

Baru ngeh kenekatan en kengeyelan saya kemarin...melawan polisi,,,bener2 tak patut ditiru...heueheueehu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar