Stephen R. Covey dalam bukunya The 8th habit “Memori bersifat lampau, sudah berlalu, dan terbatas; sedangkan visi adalah masa depan, dan tak terbatas. Visi lebih besar daripada sejarah, lebih besar daripada beban kita, lebih besar daripada luka nestapa emosi kita di masa lampau.”
.
Kadang saya bertanya pada diri sendiri, “Adakah cara untuk melupakan masa lalu? Melupakan seseorang, atau suatu hal yang tak ingin dikenang?” Tapi hingga kini saya belum menemukan jawabannya. Andaikan otak saya adalah sebuah memory komputer yang dengan mudah men-delete hal yang tak diinginkan, sehingga dengan begitu ingatan yang ada dalam otak saya hanyalah hal-hal indah dan menyenangkan.
Hanya waktu yang dapat menghapus kenangan. Namun ada kenangan yang begitu kuat, entah itu pahit atau manis yang waktu atau diri kita sekalipun tak dapat melenyapkannya, tak perduli seberapa keras usaha kita. Semakin kita ingin melupakan semakin kita tak bisa melupakan. Semakin kuat kita melawan kenangan semakin kuat juga kenangan itu muncul seperti DVD yg diputar berulang2 di depan mata
Bagaimana kita bisa melupakan masa lalu yang merupakan bagian dari diri kita? Tak ada cara untuk melupakan, dan memang tak perlu untuk melupakan. Karena tawa akan lebih berarti jika di dahului oleh isak tangis. Sukses akan lebih terasa jika diawali oleh sejuta kegagalan. Pengalaman dan kenangan yang menyakitkan kemarin akan membuat kebahagian esok hari yang sempurna.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar